Pengaruh Pemberian Beberapa Ekstrak Gulma Lahan Pasang Surut Dalam Menghambat Colletotrichum sp Penyebab Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Rawit
Abstract
Cabai rawit adalah salah satu komoditas hortikultura yang sering dibudidayakan para petani di Indonesia termasuk Kal-Sel. Kendala utama menurunya produktivitas adanya serangan penyakit antraknosa, yang disebabkan cendawanColletotrichum sp. Pada serangan serius penyakit antraknosa akan mengurangi hasil produksi cabai hingga 75%. Di lahan pasang surut Kalimantan Selatan banyak gulma yang belum termanfaatkan, diantaranya seperti Karamunting (Melastoma malabathricum L.), Purun Tikus (Eleoharis dulcis) dan Kirinyuh (Chromolaena odorata L.), sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun gulma Purun Tikus,Karamunting dan Kirinyuh dalam menghambat pertumbuhan cendawan Colletotrichumsp secara in-vitro dan in-vivo pada buah cabai rawit. Rancangan yang digunakan adalah RAL satu faktor. Pengujian yang dilakukan yaitu jenis ekstrak gulma lahan pasang surut yang terdiri dari enam perlakuan (Ekstrak Purun Tikus, Ekstrak Kirinyuh, Ekstrak Karamunting, fungisida berbahan aktif Azoksistrobin & Difenokonazol, fungisida berbahan aktif Benomil sebagai kontrol positif dan AirĀ kontrol negatif). Uji in vitro dilakukan pada cawan petri dan uji in vivo pada buah cabai rawit sehat sebanyak 240 buah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun Karamunting Kirinyuh dan Purun Tikus secara in vitro mampu menghambat cendawan Colletotrichum sp dengan daya hambat berturut-turut. 79,54 %, 46,69% dan 6,99 %. Pada pengujian ekstrak daun Purun Tikus, Karamunting dan Kirinyuh secara in vivo setelah aplikasi dapat menurunkan kejadian penyakit antraknosa pada buah cabai secara berturut-turut 27,5 %, 7,5 % dan 5 %