JURNAL TUGAS AKHIR TEKNIK KIMIA
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk
<p><img src="/public/site/images/jtatk/1.Cover_JTATK_001_8.jpg"></p> <p>Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia (JTATK) merupakan jurnal tugas akhir mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Kimia. Jurnal berisi Prarancangan Pabrik mulai dari penentuan kapasitas pabrik hingga dihasilkan produk. JTATK terbit 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan September.</p> <p><strong>Email: jtatk@ulm.ac.id</strong></p>Program Studi Teknik Kimia Universitas Lambung Mangkuraten-USJURNAL TUGAS AKHIR TEKNIK KIMIA2776-4966TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA DENGAN KAPASITAS 120.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2726
<p>Desain pabrik amonium klorida dengan kapasitas produksi 120.000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah ammonium sulfat dan natrium klorida. Pabrik ini akan didirikan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dengan waktu produksi 330 hari/tahun. Proses produksi terbagi menjadi tiga tahapan yakni persiapan bahan baku, tahap reaksi produksi, dan tahap pemisahan/pemurnian produk. Proses amonium sulfat-sodium klorida beroperasi pada suhu 100℃ - 200℃ dengan tekanan 1 atm. Berdasarkan evaluasi analisa ekonomi pabrik Amonium Klorida layak didirikan dengan rincian Annual Cash Flow (ACF) sebesar 43,79%, Pay Out Time (POT) sebesar 3 tahun, Rate Of Return (ROR) sebesar 34,79%, dan Break Event Point (BEP) sebesar 41,0%.</p>Shariska Putri DevinaAditya Haswarna PutraHanan HananDitta Kharisma Y.P.Boy Arief FachriIstiqomah IstiqomahRahmawati RahmawatiMeta Fitri R.
##submission.copyrightStatement##
2024-09-272024-09-277215Prarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dengan Kapasitas 55.000 Ton/Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2034
<p>Perkembangan industri kimia di Indonesia semakin mengalami peningkatan setiap tahunnya. Salah satunya adalah pabrik etilen glikol yang banyak dibutuhkan namun produksinya semakin turun dalam tiga tahun terakhir. Pabrik etilen glikol dengan bahan baku berupa etilen oksida dan air dirancang dengan kapasitas 55.000 ton/tahun dengan waktu operasi selama 330 hari/tahun. Bahan utama yang dibutuhkan adalah etilen oksida sebanyak 5.651,7992 kg/jam yang menghasilkan <em>yield </em>sebesar 60%. Secara garis besar, proses produksi terbagi menjadi 4 tahap yaitu proses pencampuran, reaksi di dalam reaktor, evaporasi, dan distilasi. Proses reaksi di dalam reaktor terjadi pada suhu 190℃ dan tekanan 18 atm. Hasil pemurnian berupa produk utama berupa etilen glikol (EG) dan produk samping berupa dietilen glikol (DEG) dan trietilen glikol (TEG). Hasil pemisahan, diperoleh kemurnian EG sebesar 99,9%, DEG 99,9%, dan TEG 99,7%. Pabrik etilen glikol memiliki bentuk perusahaan berupa Perseroan Terbatas (PT). Dari hasil evaluasi ekonomi, nilai <em>Annual Cash Flow </em>(ACF) yang diperoleh pabrik ini sebesar US$15.969.484,85. (89,68 %) dengan laju pengembalian modal atau <em>Pay Out Time </em>(POT) selama 1,39 Tahun dan memiliki nilai <em>Break Event Point </em>(BEP) sebesar 43,2 %. Dari evaluasi ekonomi dapat dinyatakan bahwa pabrik Etilen Glikol layak untuk didirikan di Indonesia.</p>Husna Rida WardatiArif Anang SaputroDitta Kharisma PutriHelda Wika AminiMeta Fitri RizkianaRanita Anggi AnggrainiZuhriah Mumtazah
##submission.copyrightStatement##
2024-09-272024-09-2772611PRARANCANGAN PABRIK ASAM SULFAT DARI HIDROGEN SULFIDA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 150.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2229
<p>Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkembangan industri kimia yang pesat.<br>Berkembangnya sektor industri kimia di Indonesia beriringan dengan peningkatan jumlah bahan baku yang<br>harus dipenuhi untuk kebutuhan produksi, salah satunya adalah asam sulfat. Asam sulfat merupakan salah<br>satu bahan kimia utama maupun penunjang yang banyak diperlukan diberbagai industri kimia. Rancangan<br>pabrik asam sulfat ini memiliki kapasitas produksi 150.000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan adalah<br>hidrogen sulfida dengan katalis vanadium pentaoksida. Proses produksi asam sulfat menggunakan proses<br>wet sulfuric acid (WSA). Pabrik akan didirikan di Balikpapan, Kalimantan Timur dengan waktu produksi<br>330 hari/tahun. Proses produksi terdiri dari proses pembakaran gas hirogen sulfida, reaksi oksidasi, serta<br>hidrasi. Proses pembakaran akan dilakukan dalam furnace, reaksi oksidasi akan dilakukan di reaktor fixed<br>multibed dengan suhu operasi sebesar 410°C dan tekanan 1 atm, dan proses hidrasi akan terjadi dalam heat<br>exchanger. Utilitas pendukung proses meliputi kebutuhan air 2.985,636 m3/hari, kebutuhan steam 3.955,907<br>kg/jam, kebutuhan cold process gas 126.920,470 kg/jam, kebutuhan listrik 131,022 kWh dan bahan bakar<br>yang diperlukan furnace sebanyak 3.043,425 kg/jam. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan<br>Terbatas (PT) dengan jumlah karyawan sebanyak 220 orang, terdiri atas karyawan shift dan non shift.<br>Berdasarkan evaluasi ekonomi, Annual Cash Flow (ACF) yang didapatkan sebesar 35%, Pay Out Time<br>(POT) sebesar 3,2 tahun, dan Break Event Point (BEP) sebesar 43,95%.</p>Riavinola Viyoni PramudiskaAudi Nur AmartyaMawardhi Nabilla Putri AgustinMeta Fitri RizkianaHelda Wika Amini
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07721217PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM KLORIDA DARI BATU KAPUR DAN ASAM KLORIDA DENGAN KAPASITAS 67.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2289
<p>Kebutuhan kalsium klorida di Indonesia seringkali mengalami kenaikan tetapi kebutuhan tersebut <br>masih terpenuhi dengan proses impor. Hal tersebut dikarenakan banyaknya industri yang menggunakan <br>kalsium klorida sebagai bahan baku dalam pembuatan produk pada industri tersebut. Pendirian pabrik <br>kalsium klorida sangat diperlukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kalsium klorida dalam negeri <br>yang terus meningkat serta menambah devisa negara melalui proses ekspor. Pabrik ini dirancang dengan <br>kapasitas produksi sebesar 67.000 ton/tahun dengan waktu operasi selama 330 hari dan 24 jam/hari.<br>Kalsium klorida pada pabrik ini diproduksi menggunakan metode netralisasi dengan bahan baku utama <br>berupa batu kapur sebanyak 7.702,32 kg/jam dan asam klorida sebanyak 15.207,71 kg/jam. Selain bahan <br>baku utama juga diperlukan bahan pendukung yaitu kalsium hidroksida. Proses produksi terbagi menjadi <br>4 tahapan yaitu persiapan bahan baku, pembentukan reaksi antara batu kapur dan asam klorida, netralisasi <br>dan kristalisasi, dan pengendalian produk. Pabrik ini menghasilkan produk utama berupa kalsium klorida <br>dihidrat berukuran 200 mesh. Lokasi pabrik berada di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur <br>dengan estimasi mulai beroperasi pada 2027. Berdasarkan hasil evaluasi analisa ekonomi, dapat <br>disimpulkan bahwa pendirian pabrik kalsium klorida dari batu kapur dan asam klorida dengan kapasitas <br>67.000 ton/tahun layak untuk didirikan dengan rincian Pay Out Time (POT) 1,41 tahun, Rate of Return<br>(ROR) 79,07%, dan Break Even Point (BEP) sebesar 49,10%.</p>Raygita May HastutiHilmiatun HasanahRosi AmaliaBekti PalupiBoy Arief FachriNoven PramitasariMaktum Muharja Fajri
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07721822Pra-Rancangan Pabrik Metil Salisilat Dari Asam Salisilat Dan Metanol Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Produksi 4.000 Ton / Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2391
<p>Seiring perkembangan industri di Indonesia kebutuhan metil salisilsat akan terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan bahan industri. Kebutuhan metil salisilat di Indonesia masih mengandalkan impor untuk itu sangat tepat apabila Indonesia mendirikan pabrik metil salisilat. Pabrik metil salisilat menggunakan proses esterifikasi dengan berbahan baku metanol sebesar 921,8755 kg/jam dan asam salisilat sebesar 496,738 kg/jam serta penambahan katalis berupa timah oksida iv dirancang dengan kapasitas 4.000 ton/tahun dan waktu operasi 330 hari per tahun. Proses produksi terbagi tiga tahapan yaitu pencampuran bahan baku, tahapan reaksi dan tahapan pemurnian. Proses produksi metil salisilat dalam kondisi operasi suhu 150<sup>o</sup>C dengan keseluruhan dalam kondisi tekanan 1 atm. Pabrik metil salisilat ini akan berdiri di Kecamatan Bontang, Kabupaten Bontang, Provinsi Kalimantan Timur dengan estimasi mulai beroperasi pada tahun 2028. Berdasarkan hasil evaluasi analisa ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pendirian pabrik metil salisilat layak didirikan dengan rincian <em>Annual Cash Flow </em>(ACF) sebesar 24,87%, <em>Pay Out Time </em>(POT) sebesar 4 tahun, <em>Rate of Return </em>(ROR) sebesar 15,87% dan <em>Break Event Point </em>(BEP) sebesar 48,17%.</p> <p>Kata Kunci : Metil salisilat, Metanol, Asam Salisilat, Esterifikasi</p>Riky Febrianto PutraMuhammaad Iqbal SaputraHelda Wika AminiMeta Fitri RizkianaDitta Kharisma PutriZuhriah Mumtazah
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07722327PRARANCANGAN PABRIK METIL TERSIER BUTIL ETER (MTBE) DARI METANOL DAN ISOBUTILENA KAPASITAS 105.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2721
<p><em>Metil Tersier Butil Eter (MTBE) terbuat dari metanol dan isobutilena dengan bantuan katalis amberlyst-15. Pabrik Metil Tersier Butil Eter (MTBE) dengan kapasitas produksi 105.000 ton/tahun akan didirikan di kariangau Balikpapan Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur dengan waktu produksi 330 hari/tahun. Proses produksi terdiri dari persiapan bahan baku, sintesis MTBE, dan pemurnian. Proses sintesis MTBE dilakukan menggunakan bantuan reaktor tangki berpengaduk dengan kondisi operasi suhu operasi 60°C dan tekanan 15 atm. Proses pemurnian MTBE dilakukan menggunakan bantuan Flash drum dan gas separator untuk mendapat kemurnian MTBE sampai 96%. Utilitas pendukung proses meliputi kebutuhan air 50.816,60 m3/hari, kebutuhan steam 15,47 m3/jam, air pendingin sebesar 2100,79 m3/jam, kebutuhan brine 250,59 m3/jam, kebutuhan listrik dipenuhi dari PLN sebesar 132,64 kWh dan generator set sebesar 1.427,70 kWh, serta bahan bakar berupa solar dengan total kebutuhan 1231,07 lb/jam.. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan jumlah karyawan sebanyak 266 orang yang terdiri dari karyawan shift dan non shift. Berdasarkan evaluasi ekonomi, Annual Cash Flow (ACF) sebesar 29%, Pay Out Time (POT) sebesar 4,03 tahun, dan Break Event Point (BEP) sebesar 41%.</em></p>Nouval Wizzdan PratamaLintang Nurdea AhyurintKharisma Auralia Az ZakariaBoy Arief FachriZuhriah MumtazahDitta Kharisma PutriIstiqomah Rahmawati
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07722832Pra PRARANCANGAN PABRIK SODIUM SILIKAT DENGAN PROSES HIDROTERMAL KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2723
<p>Meningkatnya pertumbuhan industri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah era globalisasi. Di dunia industri, saat ini Indonesia belum mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh pasokan impor dari luar negeri yang dibutuhkan oleh beberapa industri. Salah satu bahan kimia yang masih memerlukan kegiatan impor dari luar negeri adalah sodium silikat. Sodium silikat merupakan salah satu bahan baku utama atau penunjang yang digunakan dalam suatu proses industri untuk menghasilkan suatu produk. Sodium silikat dapat digunakan sebagai bahan baku sabun 20-25%, deterjen 30%, katalisis dan gel 25%, pigmen warna 23%, perekat 5%, dll. Pendirian pabrik sodium silikat ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri di Indonesia, sehingga impor sodium silikat dari luar negeri tidak perlu lagi dilakukan. Pembangunan pabrik sodium silikat rencananya akan dilakukan pada tahun 2028 di Cilegon, Banten dengan kapasitas 20.000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sodium silikat adalah NaOH dan SiO<sub>2</sub> dengan menggunakan proses hidrotermal. Proses hidrotermal dilakukan dengan mereaksikan NaOH dan SiO<sub>2 </sub>dalam reaktor autoklaf pada suhu dan tekanan tinggi yaitu 200°C dan 15 atm. Dari segi ekonomi, pabrik sodium silikat layak untuk didirikan.</p>Salza Belila Kusuma WardhaniImroatul Aulia WahabRicky Rizky RamadhanMeta Fitri RizkianaHelda Wika AminiDitta Kharisma PutriNoven Pramitasari
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07723337Pra Rancangan PRARANCANGAN PABRIK DISODIUM FOSFAT DARI ASAM FOSFAT DAN NATRIUM KARBONAT DENGAN KAPASITAS 2.500 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2741
<p><em>Disodium fosfat merupakan perantara dalam produksi trisodium fosfat (Na<sub>2</sub>HPO<sub>4</sub>) dan sodium tripolifosfat (Na<sub>5</sub>P<sub>3</sub>O<sub>10</sub>). Disodium fosfat banyak digunakan sebagai pengemulsi, zat peyangga pH, penstabil dalam produksi makanan, dan sebagai zat penyangga dalam produksi tekstil. Pabrik disodium fosfat didirikan dengan tujuan mengurangi impor disodium fosfat. Pabrik disodium fosfat didirikan di Desa Manyarejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur dengan pertimbangan akses bahan baku, air, listrik dan kebutuhan lain mudah untuk didapatkan. Produksi disodium fosfat ini menggunakan proses kristalisasi dikarenakan lebih ekonomis, bahan baku mudah didapatkan dan instalisasi pabrik tidak sekompleks seperti pabrik dengan proses netralisasi. Pabrik ini direncanakan beroperasi secara kontinyu selama 330 hari dalam satu tahun dengan kapasitas produksi 2.500 ton/tahun</em></p>Dian Septiana Tri SejatiAdella Vadia ArtameviaSyeikh Maulana SuciZuhriah MumtazahGaguk JatisukamtoMeta Fitri RizkianaBekti Palupi
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07723842PRARANCANGAN PABRIK SODIUM THIOSULFATE PENTAHYDRATE DENGAN KAPASITAS 15.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2746
<p>Perkembangan industri yang memasuki era 5.0 ditandai dengan meningkatnya perkembangan industri, terlebih industri kimia. Perkembangan industri kimia dapat ditandai dengan didirikannya pabrik-pabrik kimia baru untuk memenuhi kebutuhan bahan kimia dalam negeri. <em>Sodium thiosulfate pentahydrate</em> merupakan bahan kimia yang belum terpenuhi dan diperoleh dengan cara mengimpor dari negara produsen. Ketergantungan pada kegiatan impor dapat mengakibatkan berkurangnya devisa negara sehingga diperlukan tindakan dengan mendirikan pabrik <em>sodium thiosulfate pentahydrate</em>. <em>Sodium thiosulfate pentahydrate</em> atau yang dahulu disebut <em>sodium hyposulfide</em> merupakan padatan berwarna putih yang terbentuk dari reaksi <em>sodium sulfite</em> dan <em>sulphur</em> setelah dididihkan dan diuapkan. Kegunaan <em>sodium thiosulfate pentahydrate</em> adalah sebagai antiklor, bahan pengikat dalam fotografi, bahan pencuci untuk ekstraksi emas, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pabrik <em>Sodium Thiosulfate Pentahydrate</em> rencananya akan didirikan pada tahun 2029 di Kawasan Industri Cilegon Estate, Jawa Barat dengan kapasitas 15.000 ton/tahun. Bahan baku utama pembuatan <em>sodium thiosulfate pentahydrate</em> adalah <em>sodium sulfite</em> dan <em>sulphur</em> yang direaksikan dalam reaktor RATB pada suhu 80˚C. Dari segi teknis dan ekonomi, pabrik ini layak untuk didirikan.</p>Gusti Ayu Lunia Kandiva Hughy DestaAri BudimanTri Elok Setya MegasariBoy Arief FachriHelda Wika AminiZuhriah MumtazahMeta Fitri Rizkiana
##submission.copyrightStatement##
2024-10-072024-10-07724349Prarancangan Pabrik Magnesium Klorida dari Magnesium Hidroksida dan Asam Klorida dengan Kapasitas 14.000 Ton/Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2742
<p>Pabrik magnesium klorida dengan bahan baku magnesium hidroksida dan asam klorida <br>dirancang dengan kapasitas 14.000 ton/tahun. Pabrik ini berlokasi di Kecamatan Jombang, <br>Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten. Pabrik ini dalam kapasitas perjamnya dapat menghasilkan <br>1.767,677 kg/Jam produk magnesium klorida dengan feed magnesium hidroksida 1.285,063 <br>kg/jam dan asam klorida 1.285,063 kg/jam. Proses produksi terbagi menjadi 4 tahapan yaitu <br>tahap persiapan bahan baku, tahap reaksi, tahap pemisahan produk, tahap pemurnian dan <br>penanganan produk akhir. Tahap awal yaitu proses persiapan bahan baku yaitu magnesium <br>hidroksida, asam klorida, dan air. Tahap berikutnya adalah tahap reaksi antara magnesium <br>hidroksida dan asam klorida menjadi magnesium klorida di dalam reaktor yang berjenis Reaktor <br>Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dalam keadaan kontinyu, berikutnya yaitu proses pemisahan <br>produk dengan pengotornya yang kemudian hasilnya akan dimurnikan hingga kemurnian <br>produk menjadi 93,61 %. Adapun total karyawan yang dibutuhkan dalam mejalankan pabrik <br>magnesium klorida ini yaitu berjumlah 169 orang. Perhitungan evaluasi ekonomi untuk Annual <br>Cash Flow (ACF) yang dihasilkan oleh pabrik magnesium ini sebesar 84,03%. Laju <br>pengembalian modal (POT) selama 1,19 tahun. Persentase Break Event Point (BEP) yang <br>didapatkan sebesar 56,92%. Berdasarkan evaluasi ekonomi tersebut, pabrik metanol dengan <br>kapasitas 14.000 ton/tahun layak untuk didirikan.</p>Amellyah Isna AinaiyahTiana Febrianti Eka PrasetyaniRossi Agnessi PebrianaDitta Kharisma PutriIstiqomah RahmawatiMeta Fitri RizkianaZuhriah Mumtazah
##submission.copyrightStatement##
2024-10-142024-10-14725056Pra Rancangan Pabrik Sirup Glukosa Menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatis Dengan Kapasitas Produksi 28.000 Ton/Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2625
<p><em>Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (2021), menunjukkan bahwa konsumsi sirup glukosa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Namun, tingginya permintaan industry terhadap sirup glukosa tidak disertai dengan jumlah produksi yang mencukupi serta masih belum mampu memenuhi kebutuhan sirupglukosa dalam negeri. Sehingga, membangun pabrik sirup glukosa di Indonesia merupakan pilihan yag tepat. Pabrik sirup glukosa ini direncanakan akan didirikan di Kabupaten lambung Tengah pada tahun 2025 dan mulai beroperasi tahun 2026 dengan kapasitas 28.000 ton/tahun. Pabrik sirup glukosa ini diproduksi menggunakan proses hidrolisis pati dengan bahan baku tepung tapioka dan beroperasi secara kontinyu selama 330 hari/tahun dan 24 jam/hari. Bentuk badan usaha yang direncanakan pada pabrik ini adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan jumlah karyawan 186 orang. Pembuatan sirup glukosa ini melalui 4 tahap yaitu tahap penyiapan bahan baku, tahap gelatinase, tahap ketiga adalah tahap hidrolisis yang terdiri dari dua proses yaitu liquifikasi dan sakarifikasi. Pada proses liquifikasi, pati ditambah enzim α-amilsae dan proses sakarifikasi ditambahkan enzim glukoamilase. Tahap keempat terdiri dari proses pemurnian yaitu proses filtrasi, proses ion exchanger untuk menghilangkan logam Ca<sup>2+</sup>, Cl<sup>-</sup> dan NH<sub>4</sub><sup>+</sup> dan yang terakhir yaitu proses evaporasi. Berdasarkan hasil evaluasi analisa ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pendirian pabrik sirup glukosa layak didirikan dengan rincian Annual Cash Flow (ACF) sebesar 99%, Pay Out Time (POT) sebesar 0,91 tahun, Rate of Return (ROR) sebesar 90% dan Break Event Point (BEP) sebesar 53%.</em></p>Mieta Wisnu SaputraIffah Shofiatul KamilaRizka Dewi Aulia
##submission.copyrightStatement##
2024-10-142024-10-14725761Pra-Rancangan Pabrik Metil Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Asam Akrilat dan Metanol Kapasitas 35.000 Ton/Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2698
<p>Di era globalisasi, penting bagi Indonesia sebagai negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang, termasuk sektor industri. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan adalah industri kimia. Perkembangan industri kimia dapat ditandai dengan didirikannya pabrik-pabrik kimia baru yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. Salah satu jenis bahan kimia yang belum terpenuhi dan diperoleh dengan cara impor dari negara produsen, antara lain metil akrilat. Pabrik metil akrilat yang menggunakan bahan baku asam akrilat dan metanol ini dirancang dengan kapasitas 35.000 ton/tahun dengan waktu operasi 330 hari/tahun. Kebutuhan bahan baku asam akrilat sebanyak 29.893.965 ton/tahun dan metanol sebanyak 19.937.607 ton/tahun dengan persentase konversi reaksi sebesar 98%. Dalam rencana ini, metil akrilat diproduksi melalui proses esterifikasi yang menghasilkan produk metil akrilat dan gipsum. Proses ini melibatkan reaksi esterifikasi asam akrilat dan metanol dalam fase cair dalam reactor <em>plug flow</em> dengan katalis asam sulfat. Reaksi dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 50°C secara eksotermis. Metil akrilat yang terbentuk dipisahkan menggunakan distilasi azeotropik sehingga diperoleh kemurnian 99,95%. karyawan yang dibutuhkan sebanyak 153 orang. Hasil analisis ekonomi menunjukkan laba bersih penjualan sebesar Rp40.678.633.565,81, <em>Rate of Investment</em> (RoI) 13%, <em>Pay Out Time</em> (POT) 4,4 tahun. Dengan demikian, <em>Break Even Point</em> (BEP) mencapai 46%. Berdasarkan evaluasi keekonomian, pabrik metil akrilat dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun layak untuk didirikan.</p>Ahmad RizalLailatul FatmaNabilah Lu'aili Fauziah
##submission.copyrightStatement##
2024-10-142024-10-14726267PRARANCANGAN PABRIK DEKSTRIN DARI BONGGOL PISANG DENGAN PROSES HIDROLISIS ENZIMATIS KAPASITAS 12.000 TON/TAHUN
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2713
<p>Tanaman pisang merupakan suatu tanaman yang memiliki banyak keguanaan dan dapat dimanfaatkan mulai dari akar hingga daun. Kandungan pati pada bonggol pisang bisa dimanfaatkan menjadi dekstrin. Salah satu bahan kimia yang potensial adalah dekstrin yang digunakan sebagai pengental. Pabrik dekstrin berbahan baku bonggol pisang ini dirancang dengan kapasitas 12.000 ton/tahun. Bahan baku yang dibutuhkan sebanyak 17.695,45 ton/tahun. Pada pra-rancangan ini, dekstrin diproduksi melalui beberapa tahapan, yaitu <em>pre-treatment</em> yang dilakukan menggunakan <em>steam explosion</em> dan dilanjutkan tahap pemisahan kadar lignin yang ada, kemudian dilanjutkan dengan proses hidrolisis pati yang menghasilkan dekstrin. Proses ini menggunakan CSTR dengan bantuan katalis enzim α-amilase. Reaksi dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 95°C. Dekstrin yang berbentuk <em>slurry </em>dialirkan ke dalam <em>Rotary Vacuum Filter </em>untuk dipisahkan antara <em>cake</em> dan <em>filtrat</em>. Dekstrin kemudian diumpankan ke evaporator untuk mendapatkan kemurnian yang tinggi, kemudian dilanjutkan ke <em>spray dryer</em> untuk mengubah fase dekstrin menjadi serbuk. Pabrik ini direncanakan akan dibangun pada wilayah Dusun Krajan, Papringan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang dengan luas tanah 53 hektar. Jumlah karyawan yang dibutuhkan sebanyak 184 orang. Hasil analisis ekonomi menunjukkan bahwa keuntungan penjualan bersih Rp. 121.271.840.757,87. Tingkat pengembalian investasi (<em>Return on Investment</em>/ROI) sebesar 8,20%. Waktu pengembalian modal (<em>Pay Out Time</em>/POT) adalah 4,32 tahun. Dengan demikian, titik impas (<em>Break Even Point</em>/BEP) mencapai 41,78%. Berdasarkan evaluasi ekonomi tersebut, maka pabrik desktrin dengan kapasitas produksi 12.000 ton per tahun layak untuk didirikan.</p>Regita Gustiayu Pramisti MaharaniPutri Eka YuliandaCherobina Bida Ayu Bestari
##submission.copyrightStatement##
2024-10-182024-10-18726873Pra-Rancangan Pabrik Sodium Nitrat Melalui Proses Sintesis Dengan Kapasitas 25.000 Ton/Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2716
<p>Pabrik sodium nitrat didirikan untuk memenuhi kebutuhan sodium nitrat dalam negeri karena belum tersedianya pabrik sodium nitrat yang beroperasi di Indonesia. Pabrik sodium nitrat dari sodium karbonat dan asam nitrat dirancang dengan kapasitas produksi 25.000 ton/tahun. Pabrik ini direncanakan beroperasi pada tahun 2028 di Kawasan Industri Krakatau Steel di kota Cilegon dengan luas lahan 4,3 hektar. Proses ini membutuhkan sodium karbonat sebanyak 2.010,5 kg/jam dan asam nitrat sebanyak 2.377,9 kg/jam. Sodium nitrat diproduksi melalui proses sintesis dengan mereaksikan 53% sodium karbonat dan 53% asam nitrat di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) pada suhu 60°C dan tekanan 1 atm dengan konversi reaksi sebesar 98%. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis sehingga suhu reaksi dijaga pada suhu 60°C dengan menggunakan jaket pendingin. Larutan sodium nitrat dipekatkan hingga konsentrasi 60% kemudian dibentuk menjadi kristal dan dipisahkan dari pengotornya. Kristal yang disimpan di dalam <em>storage </em>adalah kristal sodium nitrat murni dengan kadar 98%. Utilitas yang mendukung proses antara lain kebutuhan air sebanyak 125.527,36 kg/jam, kebutuhan <em>steam </em>sebanyak 5.768,5633 kg/jam, kebutuhan bahan bakar sebanyak 27.538,610 kg/jam, dan kebutuhan listrik sebanyak 364,62 kWh. Perusahaan ini berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi garis dan staf. Jumlah karyawan pada pabrik ini sebanyak 154 karyawan dengan sistem kerja yang dibagi menjadi karyawan <em>shift </em>dan <em>non shift</em>. Berdasarkan analisis ekonomi, pabrik sodium nitrat layak untuk didirikan dengan pertimbangan dari berbagai aspek antara lain <em>Annual Cash Flow </em>(ACF) sebesar Rp 237.297.512.349, <em>Pay Out Time </em>(POT) selama 3,49 tahun, dan <em>Break Event Point </em>(BEP) sebesar 45,83%.</p>Puput Suryaningrum Dita Meisya WidowatiMuhammad Iqbal Dwi SetyonoMeta Fitri RizkianaZuhriah MumtazahBoy Arief FachriHelda Wika Amini
##submission.copyrightStatement##
2024-10-182024-10-18727479Prarancangan Pabrik Amil Alkohol dari Pentana dan Klorin dengan Kapasitas 11.000 Ton/Tahun
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jtatk/article/view/2717
<p>Di era globalisasi, penting bagi Indonesia sebagai negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang, termasuk sektor industri. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan adalah industri kimia. Perkembangan industri kimia dapat ditandai dengan didirikannya pabrik-pabrik kimia baru yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. Salah satu jenis bahan kimia yang belum terpenuhi dan diperoleh dengan cara impor dari negara produsen, antara lain amil alkohol. Pabrik amil alkohol yang menggunakan bahan baku pentana dan klorin ini dirancang dengan kapasitas 11.000 ton/tahun dengan waktu operasi 330 hari/tahun. Kebutuhan bahan baku pentana sebanyak 10.280,2299 ton/tahun dan klorin sebanyak 10.280,2299 ton/tahun dengan persentase konversi reaksi sebesar 95%. Dalam rencana ini, amil alkohol diproduksi melalui proses klorinasi dan hidrolisis yang menghasilkan produk amil alkohol. Proses ini melibatkan reaksi klorinasi pentana dan klorin dalam fase gas dalam reactor <em>fixed bed multitube </em>dengan katalis metal <em>rachig ring</em>. Reaksi dilakukan pada tekanan 9,5 atm dan suhu 135°C secara eksotermis. Amil alkohol yang terbentuk dipisahkan menggunakan dekanter sehingga diperoleh kemurnian 99%. karyawan yang dibutuhkan sebanyak 179 orang. Hasil analisis ekonomi menunjukkan laba bersih penjualan sebesar Rp67.231.926.185. <em>Rate of Investment </em>(RoI) 25,55%, <em>Pay Out Time </em>(POT) 3,4 tahun. Dengan demikian, <em>Break Even Point </em>(BEP) mencapai 44,15%. Berdasarkan evaluasi keekonomian, pabrik amil alkohol dengan kapasitas produksi 11.000 ton/tahun layak untuk didirikan.</p>Brainy Aprillia PutriM Arya PringgodaniKholid MuayyanahZuhriah MumtazahDitta Kharisma PutriBekti PalupiBoy Arief Fachri
##submission.copyrightStatement##
2024-10-182024-10-18728085