PRARANCANGAN PABRIK KIMIA ALUMINA DARI BAUKSIT DAN NATRIUM HIDROKSIDA DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS PRODUKSI 440.000 TON/TAHUN
Abstract
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang banyak meningkatkan kualitas diberbagai bidang dan salah satunya di bidang perindustrian. Salah satu industri yang berpotensi untuk menggerakkan roda perekonomian di Indonesia adalah Industri alumina (Al2O3). Prarancangan pabrik kimia alumina akan dibangun dengan kapasitas produksi 440.000 ton/tahun yang berada di Kabupaten Pelalawan Riau seluas 137.497 m2 dan beroprasi selama 330 hari/tahun dengan karyawan berjumlah 315 orang.
Proses pembuatan alumina (Al2O3) yang digunakan yaitu proses Bayer dengan cara mereaksikan bauksit dan NaOH sebagai pelarut yang diperoleh dari PT. Asahimas Chemical dan Bauksit diperoleh dari pertambangan bauksit yang bertempat di Pulau Bintan. Reaksi utama pada proses Bayer sendiri akan direaksikan dengan menggunakan reaktor bertipe Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) dengan kondisi operasi suhu 140 oC dan tekanan 4 atm dengan reaksi yang bersifat endotermis (memerlukan panas). Sedangkan pemurnian menggunakan alat rotary drum vacum filter, presipitator, centrifuge dan rotary kiln dengan hasil produk utama berupa alumina (Al2O3).
Berdasarkan analisa ekonomi menunjukkkan bahwa pabrik ini memiliki Total Capital Investment (TCI) sebesar Rp 7.713.908.983.068,-. Pabrik ini dapat dinyatakan layak dilihat dari nilai Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 152% dan ROI sesudah pajak sebesar 99% dengan laba bersih pertahun sebesar Rp 1.456.688.839.882,-. Adapun Pay Out Time (POT) sebelum pajak adalah 0,6 tahun dan sesudah pajak adalah 0,9 tahun. Break Even Point (BEP) adalah 45% dan Shut Down Point (SDP) sebesar 39%. Dari uraian di atas maka pabrik aluminium oksida dari bauksit dan NaOH melalui proses bayer kapasitas 440.000 ton/tahun layak untuk didirikan.
Kata kunci: Aluminium oksida (Al2O3), alumina, bauksit, bayer dan NaOH