PRARANCANGAN PABRIK GLISEROL DARI EPICHLOROHYDRIN DAN NATRIUM HIDROKSIDA DENGAN KAPASITAS 17.500 TON/TAHUN
Abstract
Gliserol merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil berjumlah tiga buah. Gliserol memiliki sifat fisik yaitu cairan yang kental tak berwarna, rasanya manis dan higroskopis. Aplikasi gliserol dalam industri adalah sebagai solvent untuk pembuatan kosmetik dan industri makanan, sebagai plasticizing dalam fotografi dan humektan dalam pembuatan dental cream. Pada industri farmasi gliserol digunakan sebagai ekstraktan untuk produksi obat-obatan (antibiotic dan kapsul).
Pabrik gliserol yang direncanakan dibangun di daerah Cilegon, Banten ini diproduksi dari bahan epichlorohydrin dan natrium hidroksida dengan menggunakan proses hidrolisis. Reaksi pembuatan gliserol dari epichlorohydrin dan natrium hidroksida terjadi dalam continuous stirred tank reactor (CSTR) yang disusun secara seri pada fase cair-cair. Reaksi bersifat eksotermis dan berlangsung pada suhu 150 ℃ pada tekanan 5 atm. Keluaran reaktor yang sudah melalui proses netralisasi dialirkan menuju evaporator untuk memisahkan epichloirohydrin dan air. Keluaran dari evaporator kemudian dilarutkan dengan isopropyl alcohol dan dipisahkan dengan alat decanter untuk memisahkan antara gliserol dan Natrium klorida. Kemudian keluaran produk gliserol akan dialirkan menuju penyimpanan produk. Kapasitas pabrik gliserol diproduksi dengan kapasitas 17.500 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 tahun dan dioperasikan mulai tahun 2023. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 132 orang dan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi garis dan staf. Kebutuhan utilitas diambil dari sungai Ciunjung sebanyak 9026,5026 Kg/jam. Sedangkan kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 153,06 kW disuplai dari PLN setempat dan memiliki cadangan energi dari generator.
Hasil analisa ekonomi menunjukkan bahwa nilai Return on Invesment (ROI) sesudahppajak untuk pabrik ini sebesar 20%, Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 3,34 tahun. Sedangkan nilai Break Even Point (BEP) sebesar 46% dan Shut Down Point (SDP) sebesar 21%. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pabrik ini bisa dipertimbangkan pendiriannya dan dapat diteruskan ke tahap perencanaan pabrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan.
Kata kunci : Epichlorohydrin, Gliserol, Natrium, Break Event Point dan Shut Down Point