PRARANCANGAN PABRIK BIOETHANOL DARI TETES TEBU DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS 37.000 TON/TAHUN

  • Indri Makhyarini
  • Normalina Normalina

Abstract

Amonium sulfat adalah garam anorganik yang biasanya digunakan sebagai pupuk nitrogen selain pupuk urea. Dalam pupuk amonium sulfat terdapat kandungan nitrogen dalam bentuk kation amonium yang mudah melepas hidrogen dan sulfur dalam bentuk anion sulfat yang mudah diserap tanaman oleh karena itu sebagian besar (97%) amonium sulfat digunakan sebagai pupuk penambah unsur nitrogen untuk tanaman dan sisanya (3%) digunakan di bidang industri seperti pengolahan air, fermentasi dan penyamakan. Proses  pembuatan amonium sulfat dilakukan dengan menggunakan proses netralisasi dari asam sulfat dan amonia.

   Pembuatan amonium sulfat dengan proses netralisasi diawali dengan mempersiapkan bahan baku yaitu merubah fase amonia dari cair menjadi gas dan memanaskan asam sulfat sebelum dimasukkan ke dalam reaktor bubble dengan tekanan 1 atm dan suhu operasi 106°C. Proses netralisasi terjadi dalam reaktor bubble, kemudian hasil keluaran reaktor di masukkan ke centrifuge untuk dipisahkan antara kristal basah yang terbentuk dan filtrat nya. Filrat yang dihasilkan akan dimasukkan ke evaporator untuk dipekatkan sedangkan Kristal basah dimasukkan ke dalam rotary dryer untuk dikeringkan atau untuk mengurangi kandungan airnya hingga 0,15%. Kristal keluaran dari rotary dryer dialirkan melalui cooling conveyor dan masuk ke screener untuk mendapatkan amonium sulfat ukuran 30 mesh. Amonium sulfat yang masih tertahan akan dimasukkan crusher untuk dihaluskan kembali. Kemudian amonium sulfat ukuran 30 mesh diangkut menuju bin untuk ditampung. Dari bin selanjutnya amonium sulfat masuk ke unit pengemasan dan disimpan dalam gudang sebelum dipasarkan. Amonium sulfat diproduksi dengan kapasitas 800.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 tahun dan dioperasikan mulai tahun 2024. Perndirian pabrik direncanakan berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur dengan luas area 80500 m². tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 159 orang dan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dengan system organisasi line dan staff. Kebutuhan utilitas di ambil dari sungai Guntung sebanyak 2685,6920 m³/hari. Sedangkan kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 10144,6650 kW.

Berdasarkan hasil analisa ekonomi, didapat nilai  Return on Invesment (ROI) sesudah pajak untuk pabrik ini sebesar 19%, Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 3,4 tahun. Sedangkan nilai Break Even Point (BEP) sebesar 41% dan Shut Down Point (SDP) sebesar 34%. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pabrik ini bisa dipertimbangkan pendiriannya dan dapat diteruskan ke tahap perencanaan pabrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan.

 Kata kunci : Amonium sulfat, Netralisasi, Break Event Point, Shut Down Point

Published
2020-09-27