PRARANCANGAN PABRIK BUTIL ASETAT DARI BUTANOL DAN ASAM ASETAT MENGGUNAKAN PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS AMBERLYST 15 KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN
Abstract
Butil asetat dikenal juga sebagai butyl etanoat merupakan salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan sebagai solven dalam produksi berbagai macam bahan kimia. Butil asetat merupakan cairan tidak berwarna yang mudah terbakar. Butil asetat dapat diaplikasikan sebagai lapisan pelindung yang cepat mengering karena butil asetat dapat menguap cukup cepat, akan tetapi butil asetat tidak sampai membuat terjadinya perubahan warna dalam kondisi normalnya. Selain itu butil asetat juga merupakan solvent aktif yang berguna sebagai film former seperti pada selulosa nitrat, etil selulosa, resin methacrylate dan ada juga digunakan pada getah alam misalnya kauri dan damar. Disamping itu butil asetat juga diaplikasikan sebagai protective coating yang biasanya berguna sebagai pelarut pada beberapa industri seperti pada kerajinan kulit, industri tekstil dan juga pada plastik, serta biasanya juga digunakan untuk solvent ekstraksi pada berbagai proses beberapa jenis minyak dan juga untuk obat-obatan. Kebutuhan akan butil asetat di Indonesia masih bergantung impor dari negara lain, sehingga untuk menutupi kebutuhan import tersebut, dirancang pabrik butil asetat kapasitas 20.000 ton/tahun. adapun bahan baku pembuatannya terdiri dari butanol dan asam asetat yang memiliki kemurnian 99 % yang didapatkan pada industri yang ada di Indonesia. Adapun lokasi dari pendirian pabrik ini direncakan dibangun di daerah Gresik, yang bertujusn untuk mendekati dari sumber bahan baku, dan juga dekat dengan pelabuhan untuk pengiriman serta juga karena Gresik merupakan sebuah kawasan industri.
Pabrik butil asetat yang akan dibangun dihasilkan dari reaksi antara butanol dan asam asetat dengan menggunakan proses esterifikasi. Butanol dan asam asetat bekerja pada tekanan 1 atm dengan suhu 30 oC yang akan dinaikan suhunya menjadi 90 oC dengan heater. Reaksi pembentukan butil asetat terjadi pada fasa cair-cair didalam continous stirred tank reactor dengan bantuan katalis amberlyst 15. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis dengan kondisi operasi pada tekanan 1 atm dengan suhu 90 oC yang selanjutnya akan dimurnikan dengan menara distilasi. Produk akhir yang diperoleh berupa butil asetat dengan kemurnian 99 %. Pemenuhan air diperoleh dari sungai muara Brantas sebanyak 112.705,0613 kg/jam. Sedangkan kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 547,7322 kWatt, dengan kebutuhan bahan bakar untuk generator tersebut terpakai diesel oil sebanyak 6,0391 liter/jam.
Nilai Return on Investment (ROI) sesudah pajak untuk pabrik ini adalah sebesar 20 % dan waktu pengembalian modal (POT) sesudah pajak adalah 3,77 tahun. Sedangkan kapasitas Break Even Point (BEP) adalah sebesar 55,61 %, dan kapasitas Shut Down Point (SDP) adalah 32,37 %. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pabrik ini layak untuk dipertimbangkan pendiriannya dan dapat diteruskan ke tahap perencanaan pabrik.