PRARANCANGAN PABRIK KIMIA PARALDEHYDE DARI ACETALDEHYDE MENGGUNAKAN PROSES POLIMERISASI SECARA KONTINYU DENGAN KATALIS DUOLITE C 20 C KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

  • Eka Pramita
  • Fidelis Boy Manurung

Abstract

Paraldehida (C6H12O3) memiliki nama IUPAC sebagai 2,4,6-trimethyl-1,3,5-trioxane. Paraldehida merupakan senyawa cyclic trimer dari asetaldehida. Paraldehida terbentuk dari reaksi polimerisasi asetaldehida yang direaksikan dengan asam mineral contohnya seperti sulfur, fosfat, atau asam hidroklorit. Paraldehida banyak digunakan dalam pengobatan pasien hipnoterapi, anestesi, depresan dan sebagai obat sedatif dengan efek antikolvulsan. Selain itu, juga digunakan sebagai bahan aditif pada makanan. Paraldehida dapat diproduksi dengan vapor-phase untuk memperoleh yield yang tinggi. Peluang berkembangnya industri paraldehida di Indonesia cukup besar, sehingga perancangan pabrik kimia dengan produk paraldehida perlu untuk didirikan. Pabrik ini direncanakan didirikan dengan kapasitas produk paraldehida sebesar 30.000 ton/tahun dengan lama operasi selama 330 hari/tahun dan rencana didirikan pada tahun 2022. Bahan baku utama yang diperlukan adalah Asetaldehida yang diperoleh dari PT. Celanase di Cina.

Pabrik akan didirikan di Desa Wonorejo Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.  Lokasi pendirian pabrik memiliki jarak yang relatif dekat dengan sungai Kuto. Sungai Kuto memiliki debit air yang relatif besar yaitu 504,7 m3/s sehingga sungai kuto digunakan sebagai sumber air untuk unit utilitas pabrik. Produksi paraldehida menggunakan proses polimerisasi asetaldehida dengan bantuan katalis Duolite C 20-C pada suhu 50 oC dan tekanan 2,5 atm, reaktor yang digunakan ialah reaktor dengan tipe fixed-bed multitube dan reaksi bersifat eksotermis (mengeluarkan panas). Produk keluaran reaktor selanjutnya dialirkan menuju menara distilasi sehingga diperoleh distilat berupa campuran asetaldehida, etanol dan sedikit paraldehida dan produk bottom berupa paraldehida. Produk bottom berupa paraldehida kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan, sedangkan distilat berupa campuran asetaldehida, etanol dan sedikit paraldehida dipisahkan di dalam separator sehingga asetaldehida dapat digunakan kembali sebagai umpan reaktor (recycle).

Pemasaran paraldehida ditargetkan untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor paraldehida ke beberapa negera di Asia. Bentuk perusahaan berupa Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi line dan staff. Sistem pembagian kerja karyawan berdasarkan jam kerja yang terdiri dari shift dan nonshift dengan jumlah tenaga kerja yang dikaryakan sebanyak 150 orang. Adapun hasil analisa ekonomi memberikan hasil investasi modal total (TCI) adalah sebesar Rp 1.241.313.820.069,55 dan diperoleh hasil penjualan yaitu sebesar Rp 2.550.000.000.000. Selain itu diperoleh juga Return of Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 59% dan Return of Investment (ROI) sesudah pajak sebesar 29%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak yaitu 1,439 tahun dan Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 2,593 tahun. Sehingga diperoleh Break Event Point (BEP) sebesar 41,49% dan Shut down point (SDP) sebesar 25,58%. Berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi tersebut, maka pabrik paraldehida dengan kapasitas 30.000 ton/tahun ini layak untuk didirikan.

Published
2020-03-13