PRARANCANGAN PABRIK NITROBENZEN MENGGUNAKAN PROSES NITRASI BENZEN DAN KATALIS ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN
Abstract
Nitrobenzen memiliki nama lain yaitu oil of mirbane, nitrobenzol dengan rumus molekul C6H5NO2 biasanya digunakan sebagai bahan utama pembuatan anilin, pelarut cat, para-aminophenol, dan nigrosine dyes. Pabrik ini direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan kapasitas produk nitrobenzen sebesar 20.000 ton/tahun. Bahan baku utama yang diperlukan adalah benzen yang diperoleh dari Qingdao highly chemical new materials Co., Ltd, China. Pabrik akan didirikan di Cilacap, provinsi Jawa Tengah dimana lokasi pabrik dekat dengan Sungai Serayu, sehingga sumber air untuk unit utilitas berasal dari sungai tersebut.
Proses yang digunakan untuk pembuatan nitrobenzen adalah nitrasi benzen dengan asam nitrat dan bantuan katalis asam sulfat, pada tekanan 1 atm dan suhu 50 oC, dimana reaktor yang digunakan adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) dan reaksi bersifat eksotermis (mengeluarkan panas). Produk yang keluar dari reaktor selanjutnya dialirkan menuju neutralizer. Selanjutnya produk keluaran neutralizer dipisahkan antara fase berat dan ringan dengan dekanter. Lapisan bawah (fase berat) berupa campuran nitrobenzen dan natrium sulfat dipisahkan dengan filter press Produk nitrobenzen kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan., sedangkan hasil atas dekanter, dan cake dari filter press dialirkan ke UPL.
Hasil analisa ekonomi memberikan hasil investasi modal total (TCI) adalah sebesar Rp 1.080.844.903.298,15 dan diperoleh hasil penjualan yaitu sebesar Rp 3.857.999.961.420,00. Selain itu diperoleh juga Return of Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 77 % dan Return of Investment (ROI) sesudah pajak sebesar 50 %. Pay Out Time (POT) sebelum pajak yaitu 1,15 tahun dan Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 1,66 tahun. Sehingga diperoleh Break Event Point (BEP) sebesar 46,24% dan Shut down point (SDP) sebesar 37,16%. Berdasarkan pertimbangan hasil evaluasi tersebut, maka pabrik nitrobenzen dengan kapasitas 20.000 ton/tahun ini layak untuk dikaji lebih lanjut.