PRARANCANGAN PABRIK PUPUK DIAMONIUM FOSFAT DARI AMONIA DAN ASAM FOSFAT DENGAN PROSES TVA (Tennessee Valley Authority) KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN

  • Zahratunnisa Zahratunnisa
  • Nor Hidayah

Abstract

Pupuk adalah salah satu sumber nutrient yang dibutuhkan tanaman, dan Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai lahan pertanian yang cukup luas. Namun hingga saat ini produsen pupuk di Indonesia masih kurang, sehingga Indonesia masih mengimpor beberapa jenis pupuk dari luar. Untuk itu perlu didirikan industri pupuk di Indonesia agar dapat membantu memenuhi kebutuhan pupuk setiap daerah di Indonesia khususnya Kalimantan. Salah satu jenis pupuk yang umum digunakan adalah diamonium fosfat atau pupuk DAP. Pupuk DAP adalah  pupuk majemuk buatan dengan mengandung dua unsur hara Nitrogen (N) dan Fosfor (P2O5) dengan rumus kimia (NH4)2HPO4..

Pembuatan pupuk DAP ada empat tahapan yaitu reaksi, granulasi, pengeringan dan pengayakan. Reaksi eksotermis terjadi antara amonia dan asam fosfat pada suhu 115 °C dan tekanan 1 atm dalam reaktor CSTR (Preneutralizer Tank) dengan rasio mol N/P 1,45. Granulasi atau proses pembentukan granul pupuk terjadi dalam Granulator, pengeringan menggunakan Rotary Dryer dengan menggunakan udara panas dan pengayakan menggunakan Vibrating Screen ukuran diinginkan-6+10 mesh. Pupuk DAP diproduksi dengan kapasitas 70.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1 tahun dan dioperasikan mulai tahun 2022. Pabrik direncanakan berlokasi di daerah Bontang, Kalimantan Timur dengan luas area 16.393,25 m2 . Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 200 orang dan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi garis dan staf. Kebutuhan utilitas diambil dari sungai Mahakam sebanyak 1874.4725 m3/hari sedangkan  kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 256,0612 kW.

                Berdasarkan hasil analisa ekonomi, didapat nilai  Return on Invesment (ROI) sesudah pajak untuk pabrik ini sebesar 42 %, Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 1,94 tahun. Sedangkan nilai Break Even Point (BEP) sebesar 47% dan Shut Down Point (SDP) sebesar 37%. Hasil analisis tersebut  menunjukkan bahwa pabrik ini layak untuk didirikan.

Published
2020-03-12