Pra-Rancangan Pabrik Metil Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Asam Akrilat dan Metanol Kapasitas 35.000 Ton/Tahun
Abstract
Di era globalisasi, penting bagi Indonesia sebagai negara berkembang untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang, termasuk sektor industri. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan adalah industri kimia. Perkembangan industri kimia dapat ditandai dengan didirikannya pabrik-pabrik kimia baru yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. Salah satu jenis bahan kimia yang belum terpenuhi dan diperoleh dengan cara impor dari negara produsen, antara lain metil akrilat. Pabrik metil akrilat yang menggunakan bahan baku asam akrilat dan metanol ini dirancang dengan kapasitas 35.000 ton/tahun dengan waktu operasi 330 hari/tahun. Kebutuhan bahan baku asam akrilat sebanyak 29.893.965 ton/tahun dan metanol sebanyak 19.937.607 ton/tahun dengan persentase konversi reaksi sebesar 98%. Dalam rencana ini, metil akrilat diproduksi melalui proses esterifikasi yang menghasilkan produk metil akrilat dan gipsum. Proses ini melibatkan reaksi esterifikasi asam akrilat dan metanol dalam fase cair dalam reactor plug flow dengan katalis asam sulfat. Reaksi dilakukan pada tekanan 1 atm dan suhu 50°C secara eksotermis. Metil akrilat yang terbentuk dipisahkan menggunakan distilasi azeotropik sehingga diperoleh kemurnian 99,95%. karyawan yang dibutuhkan sebanyak 153 orang. Hasil analisis ekonomi menunjukkan laba bersih penjualan sebesar Rp40.678.633.565,81, Rate of Investment (RoI) 13%, Pay Out Time (POT) 4,4 tahun. Dengan demikian, Break Even Point (BEP) mencapai 46%. Berdasarkan evaluasi keekonomian, pabrik metil akrilat dengan kapasitas produksi 35.000 ton/tahun layak untuk didirikan.