http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/issue/feedAQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan2023-08-03T07:22:20+08:00Abdur Rahmanarrahman@ulm.ac.idOpen Journal Systems<p>AQUATIC adalah Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan yang memuat artikel-ertikel Tugas Akhir Mahasiswa dengan ruang lingkup; Hewan air (baik vertebrata atau invertebrata yang hidup di air untuk sebagian atau seluruh hidupnya), Ekosistem Perairan (sistem lingkungan yang terletak di badan air), Tumbuhan Air (tanaman hydrophytic atau hydrophytes, yang telah beradaptasi dengan kehidupan di atau di lingkungan akuatik) dan Pemanfaatan Teknologi yang berhubungan dengan Manajemen Sumberdaya Perairan</p> <p style="box-sizing: border-box; line-height: 25px; margin: 10px 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: 'Noto Sans', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">Informasi Jurnal<br style="box-sizing: border-box;"> 1. Journal Title :</strong> AQUATIC Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 2. Initial :</strong> AQUATIC<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 3. Publication Frequency : 2</strong> Issues per year<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 4. Online ISSN :</strong> 3205-0218<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 6. DOI:</strong> <a style="box-sizing: border-box; background-color: transparent; color: #007ab2;" title="DOI" href="https://dx.doi.org/10.20527" target="_blank" rel="noopener">http://dx.doi.org/10.20527</a><br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 7.</strong> <strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">OAI Adress : </strong><a href="http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/oai" target="_blank" rel="noopener">http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/oai</a><br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 8.</strong> <strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"><em style="box-sizing: border-box;">Editor in Chief</em></strong> : Abdur Rahman, S.Pi, M.Sc.<br style="box-sizing: border-box;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"> 9. Publisher:</strong> Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM Banjarbaru.</p> <p style="box-sizing: border-box; line-height: 25px; margin: 10px 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: 'Noto Sans', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">Sekretariat: </strong> Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Lt.2, Gedung 1, FPK ULM Banjarbaru, Jl. Jendral A. Yani, Km. 36.6, Simpang Empat Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan<strong style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;"><br></strong></p>http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2088STATUS MUTU DAN KELAYAKAN PERAIRAN DI AREA KARAMBA JARING APUNG KAWASAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI MARTAPURA DESA BATU KAMBING KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2023-08-03T07:22:13+08:00Andre Hidayatandrehidayat551@gmail.comSuhaili Asmawiandrehidayat551@gmail.comZairina Yasmiandrehidayat551@gmail.com<p>Sub DAS martapura adalah anak sungai dari Sungai Barito, yang muara sungainya terletak di Kota Banjarmasin dan hulunya terletak di Kabupaten Banjar, dan memiliki panjang kurang lebih mencapi 80 KM. Sub DAS Martapura adalah jenis Sub DAS yang berbentuk paralel yang tersusundari percabangan dua Sub Das maupun sungai yang cukup besar di bagian hulu, tetapi menyatu di bagian hilir. Daerah hulu adalah daerah yang memiliki potensial budidaya perikanan dengan media keramba jaring apung (KJA). Menjaga kualitas air khususnya di area keramba jaring apung (KJA) untuk mencapai kualitas air (pH, Suhu, DO dan Kecerahan) yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, perlu adanya upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air diperlukan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitas perairan tetap pada kondisi alamiah.</p> <p>The Martapura sub-watershed is a tributary of the Barito River, whose mouth is located in Banjarmasin City, and its upstream is located in Banjar Regency and has a length of approximately 80 KM. The Martapura sub-watershed is a type of sub-watershed in a parallel form composed of the branches of two sub-watersheds as well as rivers that are quite large upstream but merge downstream. Upstream areas are areas that have aquaculture using floating net cages (KJA). Maintaining water quality, especially in floating net cages (KJA) areas to achieve water quality (pH, temperature, DO, and brightness) that can be used sustainably according to the desired water quality level, conservation and control efforts are needed. Preservation of water quality requires efforts to maintain the function of water so that water quality remains in natural conditions.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2090STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI BEBERAPA KAWASAN YANG BERBEDA DI KELURAHAN SUNGAI PARING KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2023-08-03T07:22:13+08:00Annisa Della ShafiraAnnisabjb11@gmail.comDini SofariniAnnisabjb11@gmail.comDeddy DharmajiAnnisabjb11@gmail.com<p>Ekosistem air tawar memiliki kepentingan yang sangat penting karena memiliki sumber yang paling dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia salah satunya perairan sungai. Perairan Sungai Paring yang terletak di kecamatan Martapura kabupaten banjar digunakan sebagai pemasok air oleh masyarakat yang bermukim disekitaran aliran air. Adanya aktivitas masyarakat disekitar perairan sehingga dapat menimbulkan permasalah-permasalahan yang mengganggu keseimbangan perairan terutama organisme Makrozoobenthos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos & pengaruh parameter pendukung kualitas air terhadap makrozoobenthos. Berdasarkan perhitungan makrozoobenthos struktur komunitas Indeks keanekaragaman (H’) pada Stasiun I dengan kategori rendah, Stasiun II & III kategori sedang. Indeks Keseragaman (E) pada stasiun I rendah sampai dengan sedang, pada Stasiun II & III kategori tinggi dan Indeks Dominasi (C) pada Stasiun I menunjukkan ada yang mendominasi yaitu <em>Tubifex</em> sp, sedangkan Stasiun II & III tidak ada yang mendominasi. Berdasarkan Analisis Regresi Linier Sederhana menunjukkan adanya hubungan antara keanekaragaman makrozoobenthos dengan kualitas air ketiga Stasiun pada variabel BOD menunjukkan hubungan yang sangat kuat sedangkan variabel DO menunjukkan hubungan yang sangat rendah.</p> <p>Freshwater ecosystems have very important interests because they have the most needed sources to meet human needs, one of which is river waters. The waters of the Paring River, which is located in the Martapura sub-district, Banjar Regency, are used as a water supplier by the people who live around the water flow. There are community activities around the waters that can cause problems that disturb the balance of waters, especially macrozoobenthos organisms. This study aims to determine the community structure of macrozoobenthos and the effect of parameters supporting water quality on macrozoobenthos. Based on the calculation of macrozoobenthos community structure diversity index (H') at Station I with low category, Stations II & III medium category. The Uniformity Index (E) at Station I was low to moderate, at Stations II & III the high category and the Dominance Index (C) at Station I showed that one dominated, namely Tubifex sp, while Stations II & III did not dominate. Based on the Simple Linear Regression Analysis, it shows that there is a relationship between macrozoobenthos diversity and water quality for the three stations, the BOD variable shows a very strong relationship, while the DO variable shows a very low relationship.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2091INVENTARISASI DATA EKOLOGIS BERDASARKAN FAKTOR STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON, STATUS MUTU AIR DAN DEBIT ALIRAN DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI RANCAH, SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI TIUNG, DAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI SURIAN BESAR2023-08-03T07:22:14+08:00Evadiana Silalahievadianasilalahi02@gmail.comDini Sofarinievadianasilalahi02@gmail.comAbdur Rahmanevadianasilalahi02@gmail.com<p>Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Rancah, sub DAS Tiung, dan sub DAS Surian Besar adalah sub DAS - sub DAS yang memiliki sumbangsih terhadap kejadian banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Bencana banjir dapat mengakibatkan kenaikan kecepatan arus sungai serta naiknya partikel yang ada di dasar perairan ke permukaan sehingga mempengaruhi aspek ekologis sungai yakni debit air, status mutu air, serta plankton. Tujuan penelitian ini yaitu mendapatkan data ekologis sungai berdasarkan aspek debit <em>velocity</em>, status mutu air dengan metode STORET, struktur komunitas plankton di sub DAS Rancah, sub DAS Tiung dan sub DAS Surian Besar serta mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara debit <em>velocity</em> dengan debit rasional dan debit metode hidrograf satuan sintetik nakayasu. Berdasarkan hasil perhitungan plankton, rata-rata sub DAS – sub DAS yang diteliti memiliki kelimpahan yang tergolong rendah dengan keanekaragaman sedang, keseragaman tinggi dan tidak ada dominansi. Status mutu air yang paling bagus terdapat di sub DAS Rancah dengan kriteria baik sekali, memenuhi baku mutu. Adapun hasil perhitungan debit <em>velocity </em>tertinggi terdapat pada sub DAS Surian Besar yakni 105,28 m<sup>3/</sup>s.</p> <p>The Rancah Watershed (DAS), Tiung sub-watershed, and Surian Besar sub-watershed are sub-watersheds that have contributed to flood events in Banjar Regency, South Kalimantan. Flood disasters can cause an increase in the speed of river currents and the rise of particles on the bottom of the water to the surface so that it affects the ecological aspects of the river, namely water discharge, water quality status, and plankton. The purpose of this study is to obtain river ecological data based on aspects of velocity discharge, water quality status with the STORET method, plankton community structure in the Rancah sub-watershed, Tiung sub-watershed and Surian Besar sub-watershed and find out whether there is a significant difference between velocity discharge and rational discharge and hydrograph method discharge of nakayasu synthetic units. Based on the results of plankton calculations, the average sub-watershed studied has a relatively low abundance with moderate diversity, high uniformity and no dominance. The best water quality status is found in the Rancah sub-watershed with very good criteria, meeting quality standards. The highest velocity discharge calculation results are found in the Surian Besar sub-watershed, which is 105.28 m3/s.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2092STATUS MUTU VOID TAMBANG BATUBARA BERDASARKAN ORGANISME PLANKTON (STUDI KASUS) DI KABUPATEN TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2023-08-03T07:22:15+08:00Haisyam Haisyamhaisyam749@gmail.comMijani Rahmanhaisyam749@gmail.comZairina Yasmihaisyam749@gmail.com<p>Kegiatan pertambangan batubara dilaksanakan dengan sistem <em>open pit</em> diakhir kegiatannya akan meninggalkan sisa lubang bekas tambang dikenal dengan istilah void yang dapat menimbulkan air asam tambang. Salah satu komponen biotik yang penentu kehidupan di perairan adalah plankton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman plankton yang terdapat di kolam bekas pertambangan batubara Kabupaten Tapin. Metode yang digunakan yaitu metode observasi dan metode sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesuburan perairan di void tambang berdasarkan pehitungan kelimpahan plankton berada dalam kategori kurang subur hingga kesuburan sedang, indeks keseragaman berada dalam kategori tinggi hingga sedang dan tidak ada jenis plankton yang mendominasi. Tingkat penceraman void tambang batubara berdasarkan indeks keanekaragaman berada pada kategori tercemar berat hingga tercemar ringan dan indeks saprobitas berada pada kategori tercemar sedang hingga tidak tercemar.</p> <p>Coal mining activities are carried out with an <em>open</em> pit system, at the end of the activity leaving the rest of the former mining pit or known as void. The negative impact of the mining process is the onset of acid mine water. One of the biotic components that can be used as a reference in determining life in waters is plankton. This research aims to determine the diversity of plankton found in the former coal mining pond of Tapin Regency. The method used are the observation methods and sampling methods. The results showed that the fertility rate of the waters in the mine void based on the calculation of plankton abundance was in the category of less fertile to moderate fertility, the uniformity index was in the high to medium category and no type of plankton dominated. The void rating level of coal mines based on the diversity index is in the category of heavily polluted to lightly polluted and the saprobity index is in the category of moderately polluted to unpolluted.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2093PENGARUH LIMBAH CAIR SASIRANGAN TERHADAP MORTALITAS IKAN PAPUYU (Anabas testudineus)2023-08-03T07:22:15+08:00Ilin Maulinailin.new321@gmail.comMijani Rahmanilin.new321@gmail.comZairina Yasmiilin.new321@gmail.com<p>Kain sasirangan merupakan kain khas Banjar yang dalam proses pewarnaannya menggunakan bahan pewarna sintetik yang mengandung bahan kimia, sehingga limbah yang dihasilkan mengandung berbagai bahan pencemar yang berdampak ke lingkungan perairan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak limbah cair sasirangan terhadap mortalitas Ikan Papuyu (<em>Anabas testudineus</em>) dan menghitung nilai LC<sub>50</sub> 96 jam. Adapun tahapan dari penelitian ini ada 2, yaitu uji pendahuluan dan uji utama. Data dari uji utama akan dianalisis menggunakan analisis probit untuk mendapatkan nilai LC<sub>50</sub> 96 jam. Hasil perhitungan nilai LC<sub>50</sub> 96 jam yang didapat adalah pada konsentrasi limbah 5,84%, dengan beberapa variabel kualitas air yang digunakan sebagai parameter pendukung yaitu pH, DO, suhu dan amonia (NH<sub>3</sub>).</p> <p>Sasirangan cloth is a typical Banjar fabric which in the dyeing process uses synthetic dyes that contain chemicals, so that the waste produced contains various pollutants that have an impact on the aquatic environment. The purpose of this study was to determine the impact of sasirangan liquid waste on the mortality of Papuyu Fish (<em>Anabas testudineus</em>) and calculate the value of LC<sub>50</sub> 96 hours. There are 2 stages of this study, namely the preliminary test and the main test. Data from the main test will be analyzed using probit analysis to obtain a 96-hour LC<sub>50</sub> value. The result of the calculation of the 96-hour LC<sub>50</sub> value obtained was at a waste concentration of 5.84%, with several water quality variables used as supporting parameters, namely pH, DO, temperature and ammonia (NH<sub>3</sub>).</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2094EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DAN LAJU PERTUMBUHAN RELATIF TUMBUHAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica (forsk ) PADA LIMBAH SASIRANGAN2023-08-03T07:22:16+08:00Indriyanti NainggolanIndriyantinainggolan@gmail.comZairina YasmiIndriyantinainggolan@gmail.comDeddy DharmajiIndriyantinainggolan@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini mengetahui efektivitas pemanfaatan dan laju pertumbuhan relatif tumbuhan kangkung air <em>(Ipomoea aquatica forsk)</em> sebagai tumbuhan fitoremediasi pada air limbah sasirangan. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, analisis sampel dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (<em>BBTKLPP</em>) Banjarbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari menggunakan baskom dengan variasi biomassa tumbuhan pada tiap perlakuan . Penelitian ini menggunakan Uji deskriptif dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan yaitu dengan perlakuan (A1) dengan biomassa kangkung air 100 gram, perlakuan (B1) dengan biomassa kangkung air 200 gram, dan perlakuan (C1) dengan biomassa kangkung air 300 gram, dengan parameter kromium (Cr), kadmium (Cd), dan timbal (Pb) . Data hasil dari penelitian ini dianalisa dengan Uji – T menunjukkan bahwa efektivitas tumbuhan kangkung air berbeda nyata terhadap penyerapan kadar logam berat kromium (Cr) , Penyerapan kromium (Cr) tertinggi terjadi pada perlakuan A1 dengan biomassa kangkung air <em>(Ipomoea aquatica (forsk) </em>sebesar 100 gram, efektivitas tumbuhan kangkung air tidak berbeda nyata terhadap penyerapan kadar logam berat kadmium (Cd) serta timbal (Pb) . Laju pertumbuhan Kangkung air <em>(Ipomoea aquatica forsk)</em> tertinggi terdapat pada perlakuan A1 dengan biomassa100 gram</p> <p>The purpose of this study was to determine the effectiveness of the utilization and relative growth rate of water kale plants (Ipomoea aquatica forsk) as phytoremediation plants in sasirangan wastewater. This research was conducted by experimental sample analysis at the Center for Environmental Health Engineering and Disease Control (CEHEDC) Banjarbaru. This study was carried out for 28 days using a basin with variations in plant biomass in each treatment. This study used a descriptive test with 3 treatments and 3 tests, namely by treatment (A1) with 100 grams of water kale biomass, treatment (B1) with 200 grams of water kale biomass, and treatment (C1) with 300 grams of water kale biomass, with parameters chromium (Cr), cadmium (Cd), and lead (Pb). The data from this study analyzed with Test-T showed that the effectiveness of water kale plants differed markedly from the absorption of heavy metal levels of chromium (Cr), the highest absorption of chromium (Cr) occurred in the A1 treatment with water kale biomass (Ipomoea aquatica (forsk) of 100 grams, the effectiveness of water kale plants there is no marked difference to the absorption of heavy metal levels kadmium (Cd) and lead (Pb) . The highest growth rate of water kale (Ipomoea aquatica forsk) was found in the A1 treatment with biomass of 100 grams.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2095KESUBURAN PERAIRAN KOLAM BENIH DAN INDUK KOLAM IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) BERDASARKAN KANDUNGAN NITRAT, FOSFAT, SERTA KELIMPAHAN FITOPLANKTON PADA UPTD-PBAL KARANG INTAN, DESA JINGAH HABANG, KECAMATAN KARANG INTAN, KABUPATEN BANJAR, PROVINSI KALIMANTAN S2023-08-03T07:22:17+08:00Krisna Wahyu Anjanikrisnawahyuanjani@gmail.comSuhaili Asmawikrisnawahyuanjani@gmail.comDeddy Dharmajikrisnawahyuanjani@gmail.com<p>Unit pelaksanaan teknis daerah perikanan budidaya air payau dan laut karang intan adalah salah satu instansi yang berkegiatan pada ranah budidaya perikanan, mulai dari pemijahan hingga pembesaran. Kegiatan budidaya tak lepas kaitannya dengan kesuburan perairan serta pakan alami yang terkandung didalamnya. Fitoplankton sebagai organisme autotrof yang dapat memproduksi makanan melalui proses fotosintesis, sehingga menjadikannya sebagai produsen perairan atau pakan alami bagi organisme air lainnya. Fitoplankton dapat ditumbuhkan melalaui proses pemupukan pada kolam budidaya. Pupuk mengandung unsur nitrogen, fosfor dan kalium yang dibutuhkan oleh fitoplankton. Perairan dapat dikatakan subur apabila dapat memproduktivitas pakan alami serta terdapat kandungan unsur hara berupa nitrat dan fosfat. Kandungan kadar nitrat fosfat serta kelimpahan pakan alami yaitu fitoplankton dapat menjadi indikator kesuburan pada perairan.</p> <p>The technical implementation unit for brackish water and coral diamond marine aquaculture is one of the agencies that engages in aquaculture activities, from spawning to rearing. Cultivation activities cannot be separated from the fertility of the waters and the natural food contained therein. Phytoplankton as autotrophic organisms that can produce food through the process of photosynthesis, thus making it a producer of waters or natural food for other aquatic organisms. Phytoplankton can be grown through the fertilization process in aquaculture ponds. Fertilizer contains nitrogen and phosphorus elements needed by phytoplankton. Waters can be said to be fertile if they can produce natural feed and contain nutrients in the form of nitrates and phosphates. The content of nitrate phosphate levels and the abundance of natural feed, namely phytoplankton, can be an indicator of fertility in the waters.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2096FLUKTUASI SUHU DAN DERAJAT KEASAMAN PADA BEKAS GALIAN TAMBANG INTAN DIDESA BANYU IRANG KECAMATAN BATI-BATI KABUPATEN TANAH LAUT2023-08-03T07:22:18+08:00Purwanto Purwantowawan.jail15@gmail.comSuhaili Asmawiwawan.jail15@gmail.comZairina Yasmiwawan.jail15@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi suhu dan derajat keasaman (pH) perairan bekas galian tambang intan di Desa Banyu Irang Kecamatan Bati-bati Kabupaten Tanah Laut, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dalam perencanaan dan pengelolaan sumberdaya perairan, data yang diperoleh dari hasil pengukuran selama pengamatan diolah dengan menggunakan metode tabel dan grafik, sedangkan analisa deskriptif dilakukan terhadap tabel dan grafik untuk melihat perubahan selama pengamatan dari parameter-parameter tersebut sehingga terlihat jelas adanya perubahan pada setiap pengukuran, adapun hasil pengamatan pada bekas galian tambang intan tersebut selama 72 jam dengan waktu interval satu jam berdasarkan parameter yang diamati dengan nilai rerata suhu selama satu hari yaitu 28.8 °C dan dihari kedua dengan nilai rerata 29.1 °C dan dihari ketiga dengan nilai rerata 28.8°C, sedangkan untuk nilai dari derajat keasaman dengan pengukuran selama 72 jam dengan waktu interval satu jam pada hari pertam mendapatkan nilai rerata 5.6 pada hari kedua didapatkan nilai rerata 5.5 dan pada hari ketiga didapatkan nilai rerata 5.2 jadi kesimpulan untuk fluktuasi nilai rerata suhu dan derajat keasaman (pH) perhari mengalami perubahan namun tidak terlalu signifikan.</p> <p>This study aims to determine the conditions of temperature and acidity (pH) of ex-diamond mine excavated waters in Banyu Irang Village, Bati-bati District, Tanah Laut Regency, The results of this study are expected to be used as information material in the planning and management of aquatic resources, the data obtained from the measurement results during the observations were processed using the table and graph method, while descriptive analysis is carried out on tables and graphs to see changes during the observation of these parameters so that it is clear that there are changes in each measurement, As for the results of the observations on the former diamond mine excavation for 72 hours with an interval of one hour based on the parameters observed, the average temperature value for one day is 28.8 °C and on the second day with an average value of 29.1 °C and on the third day with an average value of 28.8°C , while for the value of the degree of acidity with measurements for 72 hours with an interval of one hour on the first day getting an average value of 5.6 on the second day the average value is 5.5 and on the third day an average value of 5.2 is obtained, so the conclusion for fluctuations in the average value of temperature and degree of acidity ( pH) per day changes but not to significant.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2097EFEKTIVITAS PEMANFAATAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) DALAM PERBAIKAN KUALITAS PERAIRAN LIMBAH TAMBANG BATU BARA2023-08-03T07:22:20+08:00M. Rafiiansyah NafisRafinafis30@yahoo.comAbdur RahmanRafinafis30@yahoo.comDeddy DharmajiRafinafis30@yahoo.com<p>Penelitian dilaksanakan pada void di PT. Anugerah Lumbung Energi Site Kintap Provinsi Kalsel yang berdampak pada parameter endapan suspensi dan pH Perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eceng gondok bepengaruh terhadap penurunan kadar TSS untuk perbaikan kualitas limbah tambang batu bara dengan nilai TSS berkisar antara 6.9 mg/l -122 mg/l pada pengamatan hari ke 2 perlakuan A3 (150 gr) merupakan penurunan kadar TSS paling rendah. Hasil pengujian Analisis Varian menunjukkan bahwa perlakuan A1 (50 gr). Rata- rata penurunan kandungan pH hari ke 1 sebesar (0.55mg/l), hari ke 2 sebesar (0.61mg/l), hari ke 3 sebesar (0.64mg/l), hari ke 4 sebesar (0.92mg/l), hari ke 5 sebesar (0.99 mg/l). Memiliki tingkat penurunan presentase hari ke 1 (33.46 %) hari ke 2 (17.21%) hari ke 3 (0.96%) hari ke 4 (0.95%) hari ke 5 (0.95%). Nilai rata-rata pengamatan masih dibawah baku mutu. Perlakuan A2 (100gr) berpengaruh terhadap efektivitas pemanfaatan eceng gondok (<em>eichhornia crassipes</em> (mart.) solms).</p> <p>The research was conducted on voids at PT. Anugerah Lumbung Energi Kintap Site, South Kalimantan Province which has an impact on the parameters of suspension deposits and pH of the waters. The results showed that water hyacinth had an effect on reducing TSS levels for improving the quality of coal mine waste with TSS values ranging from 6.9 mg/l -122 mg/l on the second day of observation, treatment A3 (150 g) was the lowest decrease in TSS levels. The results of the Analysis of Variance test showed that the treatment was A1 (50 gr). The average decrease in pH content on day 1 was (0.55mg/l), day 2 was (0.61mg/l), day 3 was (0.64mg/l), day 4 was (0.92mg/l), day 5 of (0.99 mg/l). Has a decreasing rate of percentage on day 1 (33.46%) day 2 (17.21%) day 3 (0.96%) day 4 (0.95%) day 5 (0.95%). The average value of observations is still below the quality standard. Treatment A2 (100gr) affected the effectiveness of the use of water hyacinth (Eichhornia crassipes (mart.) solms).</p>2023-08-03T07:17:13+08:00##submission.copyrightStatement##http://jtam.ulm.ac.id/index.php/aquatic/article/view/2098KUALITAS PERAIRAN PANTAI TELUK TAMIANG YANG DI MANFAATKAN SEBAGAI AKTIVITAS PARIWISATA, DI KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN2023-08-03T07:22:20+08:00Rahman Ramadanirahmanramadani31@gmail.comMijani Rahmanrahmanramadani31@gmail.comDini Sofarinirahmanramadani31@gmail.com<p><a name="_Toc141900970"></a>Teluk Tamiang mempunyai luas perairan laut lebih kurang 2.289,8 Ha dengan panjang garis pantai kurang lebih satu kilometer dan di dalamnya terdapat sumberdaya hayati perikanan dan kelautan. Panjang garis pantai ± 1 km yang khas dengan pasir putihnya, latar belakang gunung serta bebatuan pantai menambah kesan keeksotikan pantai itu. Ditambah lagi kelandaian pesisir di sepanjang bibir pantai, menambah kesan keeksotisan pantai ketika air laut surut. Membuat kesan lebih nyaman bagi para wisatawan yang datang berlibur. Pantai Teluk Tamiang sudah lama dikenal masyarakat lokal, hingga luar kabupaten kotabaru, Kalimatan Selatan umumnya. Selain sepanjang bibir pantai yang khas dengan pasir putih dan bersih, air lautnya juga yang jernih tak jarang menjadi tempat wisata <em>bersnorkling</em> dan <em>diving.</em>Pantai Teluk Tamiang merupakan salah satu destinasi wisata alam pantai di Kabupaten Kotabaru yang sudah sedemikian populer,. Pantai Teluk Tamiang berada didesa Teluk Tamiang, Kecamatan Pulau Tanjung Selayar yang menyimpan keindahan alam, tidak salah jika Pemerintah Kabupaten Kotabaru melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kotabaru menjadi Pantai Teluk Tamiang, salah satu dari lima destinasi unggulan daerah. Kualitas air yang menurun akan menyebabkan terkumpulnya bahan organik, senyawa toksik atau racun, dan zat berbahaya lainnya. Kondisi kualitas perairan pantai di teluk tamiang belum diketahui oleh sebab itu dilakukan penelitian tentang kualitas air di pantai teluk tamiang.</p> <p>Tamiang Bay has an area of sea waters of approximately 2,289.8 hectares with a coastline of approximately one kilometer and in it there are fisheries and marine biological resources. The length of the coastline is ± 1 km which is distinctive with its white sand, mountain background and beach rocks that add to the impression of the exoticism of the beach. Plus the slope of the coast along the shoreline, adding to the impression of the exoticism of the beach when the sea water recedes. Make a more comfortable impression for tourists who come on vacation. Tamiang Bay Beach has long been known to the local community, even outside the Kotabaru district, South Kalimantan in general. In addition to the typical coastline with white and clean sand, the clear sea water is also often a tourist spot for snorkeling and diving. Tamiang Bay Beach is one of the most popular natural beach tourism destinations in Kotabaru Regency. Teluk Tamiang Beach is located in Teluk Tamiang village, Tanjung Selayar Island District which has natural beauty, it is not wrong if the Kotabaru Regency Government through the Kotabaru Youth Sports and Tourism Office becomes Tamiang Bay Beach, one of the five leading regional destinations. Decreased water quality will cause the accumulation of organic matter, toxic or toxic compounds, and other harmful substances. The condition of the quality of the coastal waters in Tamiang Bay is not yet known. Therefore, a study was conducted on the water quality of Tamiang Bay Beach.</p>2022-12-31T00:00:00+08:00##submission.copyrightStatement##