PEMANFAATAN TUMBUHAN AIR PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) DALAM MEREDUKSI LOGAM BERAT MANGAN (Mn) DENGAN METODE FITOREMEDIASI DI PT SEBUKU IRON LATERITIC ORES (SILO) KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

UTILIZATION OF WATER PLANT PURUN TIKUS (Eleocharis dulcis) AND APU WOOD (Pistia stratiotes) IN REDUCE THE HEAVY METAL Manganese (Mn) USING THE PHYTOREMEDIATION METHOD AT PT SEBUKU IRON LATERITIC ORES (SILO) KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

  • M. Deny Kurniawan Universitas Lambung Mangkurat
  • Dini Sofarini Universitas Lambung Mangkurat
  • Deddy Dharmaji Universitas Lambung Mangkurat
Keywords: Purun Tikus (Eleocharis dulcis), Kayu Apu (Pistia stratiotes), Fitoremediasi, Mangan, Periphyton, Water Quality, Periphyton Autotrof, Periphyton Heterotrof.

Abstract

PT Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO) adalah suatu perusahaan pertambangan di Provinsi Kalimantan Selatan. PT SILO merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang bergerak dalam eksplorasi sumberdaya mineral seperti bijih besi, namun pada kegiatannya juga ditemukan sumberdaya alam lainnya seperti logam berat yaitu mangan (Mn). Keadaan logam berat seperti mangan yang meningkat diperlukan suatu penanganan agar dapat mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga pengulangan dan tiga perlakuan yaitu kontrol, tumbuhan air Purun Tikus (Eleocharis dulcis), tumbuhan air Kayu Apu (Pistia stratiotes) dan dilaksanakan selama 6 minggu. Hasil yang didapatkan yaitu tumbuhan air Purun Tikus (Eleocharis dulcis) memiliki efektivitas penyerapan tertinggi sebesar 73,07% dan tumbuhan air Kayu Apu (Pistia stratiotes) memiliki efektivitas penyerapan tertinggi sebesar 66,67%

The “Danau Bangkau” swamp is one of the large peat swamp ecosystems and contains a variety of potential resources, such as flora, fauna, aquatic organisms and microorganisms such as plankton, algae and periphyton. Periphyton is a collection of microorganisms or micro-organisms in the form of animals and plants that live attached to a substrate submerged in the air. Periphyton had an important role in the life of air biota. Based on the calculations, the periphyton community structure in the “Danau Bangkau” swamp was about 6,715 – 11,640. Phylum Cyanobacteria (9 species) and Chlorophyta (10 species) were the most common phylum that was found. The presence of several periphyton groups can be a bioindicator. The results of the calculation of the periphyton diversity index showed that the swamp waters of "Danau Bangkau" are included in the category of moderate community stability. Optimal water quality can support periphyton life. Meanwhile, the DO content in the swamp waters of “Danau Bangkau” is relatively low. Therefore, the diversity index value was correlated with quality (temperature, pH, DO and brightness) to determine the relationship of each of these key parameters to periphyton diversity in the “Danau Bangkau” swamp.

Author Biographies

M. Deny Kurniawan, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Dini Sofarini, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan

Deddy Dharmaji, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan

References

Sukono, G. A. B., Hikmawan, F. R., Evitasari., Satriawan, D. 2020. Mekanisme Fitoremediasi: Review. Jurnal Pengendalian Penemaran Lingkungan (JPPL). 2(2): 40-47.
Suriadikarta, D. A., Abdurachman, A. 2000. Penggunaan Tanaman Purun Tikus, Perumpung (Phragmites karka Trin) dalam Upaya Menanggulangi Limbah Reklamasi Tanah Sulfat Masam Alami. Prosiding Budidaya Pertanian. Balai Penelitian Tanah.
Published
2023-06-30