TRUKTUR KOMUNITAS IKAN BADUT YANG BERASOSIASI DENGAN ANEMON DI TERUMBU KARANG DI DESA TELUK TAMIANG KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

THE STRUCTURE OF THE CLOWNFISH COMMUNITY ASSOCIATION WITH ANEMONES IN CORAL REEFS IN TELUK TAMIANG VILLAGE, KOTABARU REGENCY SOUTH KALIMANTAN PROVINCE

  • Muhammad Hafiz Universitas Lambung Mangkurat
  • Mijani Rahman Universitas Lambung Mangkurat
  • Suhaili Asmawi Universitas Lambung Mangkurat
Keywords: Ikan Badut, Anemon Laut, Kelimpahan, Teluk Tamiang, Clown Fish, Sea Anemone, Abundance, Tamiang Bay

Abstract

Teluk Tamiang mempunyai luas perairan laut lebih kurang 2.289,8 Ha dengan panjang garis pantai kurang lebih satu kilometer di dalam terdapat sumberdaya hayati perikanan dan kelautan, termasuk terumbu karang dan asosiasinya. Perairan Teluk Tamiang diperkirakan potensial untuk tumbuh dan berkembang anemon sebagai tempat tinggal ikan badut. Ikan  Badut dan  anemon  laut  biasa hidup  saling berhubungan,  adapun hubungan yang  dilakukan  adalah  simbiosis  mutualisme yaitu saling menguntungkan. Hasil analisis kelimpahan (K) ikan badut pada perairan Desa Teluk Tamiang di emua stasiun dengan nilai sebesar 0,25 ekor/meter². Pada stasiun I di peroleh ikan badut sebanyak 4 ekor yang berarti masuk kedalam kategori sedikit, pada stasiun II tidak ditemukan adanya ikan badut yang berarti masuk kedalam kategori sedikit dan stasiun III di temukan sebanyak 21 ekor yang berarti masuk kedalam kategori melimpah.

 

Tamiang Bay has an area of sea waters of approximately 2,289.8 hectares with a coastline of approximately one kilometer and contains marine and fisheries biological resources, including coral reefs and their associations. Tamiang Bay waters are estimated to have the potential to grow and develop anemones as a habitat for clown fish. Clown fish and sea anemones usually live in a symbiotic way, while the symbiosis that is carried out is symbiotic mutualism (mutual benefit). The results of the analysis of the abundance (K) of clownfish in the waters of Teluk Tamiang Village at all stations with a value of 0.25 fish/meter². At station I, 4 clown fish were found, which means they were in the low category, at station II there were no clown fish, which meant they were in the low category, and at station III, 21 fish were found, which means they were in the abundant category.

Author Biographies

Muhammad Hafiz, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat

Mijani Rahman, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat

Suhaili Asmawi, Universitas Lambung Mangkurat

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat

References

Asmawi, S. 2020. Kesehatan Terumbu Karang Di Perairan Sekitar Terminal Batubara Kabupaten Tanah Bumbu. Disertasi. Program Studi Doktor (S3) Ilmu Pertanian. Program Pascasarjana. Universitas Lambung Mangkurat.
Hadi, N., dan Sumadiyo. 2007. Anemon Laut (Coelenterata, Actiniaria) Manfaat dan Bahayanya [jurnal]. Dalam Oseana, volume XVII No 4. P2O-LIPI : 167 –175.
Ima. 2001. Eksploitasi dan perdagangan dalam perikanan karang di Indonesia. CSO 2001. Bogor.
Mahasri, G. 2006. Diktat Manajemen Kualitas Air. ProgramStudiS-1BudidayaPerairan.Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. hal 29.
Michael, S. W. 2008. Damselfish and Anemone Fish. Microcosm and T. F. H Publication. New Jersey, United States , (pp 173).
Published
2022-06-30